Rambut gimbal anak-anak Dieng tumbuh secara alami. Rambut ini dimiliki oleh anak-anak yang diyakini memiliki garis keturunan asli Dieng. Menurut cerita dari masyarakat Dieng, anak yang terlahir dengan memiliki rambut gimbal merupakan titipan Kyai Kolodete yaitu salah satu dari ketiga tokoh pengelana pendiri kota Wonosobo yang bermukin di dataran Tinggi Dieng. Sedangkan kedua tokoh lainnya bernama Kyai Walid dan Kyai Karim yang bermukim di sekitar daerah Wonosobo.
Fenomena anak rambut gimbal di Dieng berawal dari Kyai Kolodete bersama istrinya Nini Roro Rence yang diamanati oleh ratu pantai selatan untuk membawa masyarakat Dieng menuju kesejahteraan. Keberadaan anak-anak berambut gimballah yang menjadi ukuran sejahtera tidaknya masyarakat Dieng. Semakin banyak jumlah anak berambut gimbal, masyarakat Dieng diyakini semakin sejahtera dan memiliki kehidupan yang baik, begitu pula sebaliknya.
Tumbuhnya rambut gimbal pada anak asli Dieng biasanya ditandai dengan suhu tubuh yang tinggi selama beberapa hari. Suhu tersebut akan normal kembali bersamaan dengan tumbuhnya rambut gimbal pada kepala anak asli Dieng sebelum memasuki usia 3 tahun.
Rambut gimbal bisa dipotong melalui tradisi prosesi pemotongan atau biasa disebut dengan ruwatan. Sebelum prosesi tersebut, anak rambut gimbal akan mengajukan permintaan yang harus dipenuhi oleh orang tuanya. Pemotongan ini harus melalui upacara tertentu, murni kemauan sang anak, dan pengabulan permintaan. Karena apabila salah satu dari ketiga hal tersebut tidak terpenuhi, maka rambut gimbal yang sudah dipotong akan tumbuh kembali.