Berbicara kuliner khas Dieng, ada berbagai makanan khas yang diminati oleh turis maupun penduduk asli Dieng sendiri. Berikut daftar kuliner khas yang ada di dataran tinggi Dieng:
Manisan Carica

Carica merupakan tanaman buah yang masih satu jenis dengan pepaya. Buah ini tumbuh pada suhu dingin, sehingga di Dataran Tinggi Dieng buah Carica tumbuh dengan subur.
Baca juga: Bagaimana cara membuat manisan carica?
Buah Carica biasanya diolah dalam bentuk manisan dalam cup sebagai buah tangan para wisatawan. Selain manis, rasanya manisan sangat segar sehingga cocok untuk penghilang rasa dahaga.
Baca juga: Daftar harga manisan carica asli Dieng
Purwaceng
Purwaceng merupakan jenis tanaman obat herbal yang tumbuh di Dataran Tinggi Dieng. Dalam pengolahannya, purwaceng biasanya dikeringkan dan dibuat teh atau dihaluskan seperti bubuk kopi.
Minuman ini dipercaya memiliki banyak khasiat seperti meningkatkan vitalitas, menghangatkat tubuh, menghilangkan pegal linu, mencegah atau meredakan masuk angin, meringankan demam, dan dapat mencegah kanker. Minuman purwaceng cocok di konsumsi pagi hari dalam keadaan hangat.
Baca juga: Apa saja manfaat Purwaceng Dieng?
Tempe Kemul

Tempe kemul merupakan cemilan sejenis gorengan berbahan dasar tempe yang diselimuti tepung. Selimut dalam bahasa Jawa adalah kemul, sehingga dinamakan tempe kemul.
Ciri khas dari tempe kemul adalah teksturnya yang kering dan renyah dengan warna kuning. Tempe kemul cocok dinikmati dalam keadaan hangat ditemani secangkir teh atau kopi panas.
Mie Ongklok

Mi ongklok merupakan makanan berbahan dasar mie dengan kuah kental asli Wonosobo yang bisa dengan mudah dijumpai di kawasan Dieng. Dalam penyajiannya, mi ongklok di balut dengan potongan daun kuaci dan kol. Mi ongklok biasanya dinikmati dengan sate atau tempe kemul.
Berikut beberapa kedai mie ongklok sebagai referensi:
- Mie ongklok longkrang
- Mie ongklok Pak Muhadi
- Mie ongklok Pak Yadi
- Mie ongklok Bu Umi
- Mie ongklok Pak Tris
- Resto ongklok
Keripik Jamur
Jamur Dieng memang memiliki cerita panjang pada era tahun 80 an. Jamur yang dikembangkan di Dieng adalah jamur Champignon atau jamur kancing. Jamur yang memiliki nama ilmiah Agaricus bisporus ini bentuknya seperti kancing yaitu hampir bulat berwarna putih, krem dan coklat. Jamur Champignon merupakan jamur yang mudah dibudidayakan di seluruh dunia begitu juga di dataran tinggi Dieng.
Pada tahun 1.980 ada perusahaan yang bergerak di bidang pengalengan jamur champignon segar yaitu PT. Dieng Jaya yang merupakan perusahaan kelas raksasa go internasional bahkan pada saat itu menjadi pabrik jamur terbesar di dunia. Produk jamur kalengnya pun diekspor ke luar negeri. Perusahaan tersebut dirintis pada tahun 1970 dan berjaya tahun 1980-an. Owner dari PT. Dieng Jaya adalah dari keluarga cendana yaitu Ibu Tien Soeharto yang memiliki sekitar 3000 karyawan dengan induk perusahaannya berada di Kalianget Wonosobo.
Pembibitan dan pembudidayaan jamur tersebar di beberapa wilayah di dua kabupaten yaitu Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Tempat budidaya jamur di Kabupaten Banjarnegara diantaranya di Desa Sumber, Pasurenan, Bakal, Karang Tengah Telaga Merdada, dan Karangsari Kecamatan Batur, wilayah tersebut tidak jauh dari pusat Dieng. Kemudian di Desa Andongsili dan Kalianget Wonosobo.
Pada tahun 2003 PT. Dieng Jaya bangkrut sehingga tidak melakukan aktivitas produksinya lagi sehingga berdampak phk karyawan secara besar-besaran. Area pembibitan jamur di sekitar Dieng yang begitu luas kini kosong bahkan bangunannya sudah mulai aus.
Namun warga yang dulunya bekerja di perusahaan tersebut ternyata banyak belajar, kini mereka banyak yang menjadi petani jamur Dieng rumahan. Hasil dari pertanian jamur di Dieng dijual untuk memenuhi kebutuhan home industri yang dibuat aneka macam oleh-oleh khas Dieng sepertu keripik jamur dan jamur kaleng. Budidaya jamur champignon bisa Anda dijumpai disekitar Dieng saat ini yaitu di daerah Bakal, Batur, Banjarnegara.
Budidaya jamur Dieng sangatlah mudah namun harus melalui beberapa tahap diantaranya:
- Persiapan bibit jamur
- Persiapan media tanam
- Pengomposan
- Sterilisasi media tanam
- Penyebaran benih
- Covering (melapisi tanah setebal 3-5 cm setelah benih di tebar)
- pemanenan (Jamur dapat dipanen setelah selang waktu 3-4 hari dari awal penyebaran benih)
Keripik jamur kancing atau dikenal sebagai keripik jamur Dieng adalah salah satu oleh-oleh khas yang wajib di bawa pulang ketika sedang liburan ke Dieng selain carica. Rasanya pun enak, gurih dan renyah dengan aneka pilihan varian rasa seperti rasa original ataupun balado.
Keripik jamur Dieng bisa didapatkan di semua toko oleh-oleh khas ataupun di warung kopi di objek wisata dengan harga jual mulai dari Rp 15.000 / per bungkus hingga Rp 45.000 tergantung beratnya. Keripik jamur Dieng diproduksi oleh banyak home industri yang berada di sekitar Dieng dan Wonosobo.
Selain dibuat keripik, dapat juga ditemukan jamur Dieng kaleng. Jamur ini bisa diolah sendiri dirumah untuk aneka masakan seperti campuran sup, digoreng ataupun sebagai tambahan variasi hidangan rumahan lainnya. Jamur kaleng ini dijual dengan harga sekitar Rp 10.000 / per kaleng atau per cup plastik.
Kacang Dieng
Kacang Dieng yang memiliki nama ilmiah vicia faba merupakan salah satu tumbuhan kelas kacang-kacangan yang tumbuh subur di Dieng. Pohon kacang ini memiliki tinggi kurang lebih 1 meter dengan buah berbentuk seperti buncis namun ukurannya lebih gemuk dan lebar.
Penduduk sekitar Dieng menamakan kacang Dieng ini dengan sebutan kacang babi. Dinamakan kacang babi bukan berarti kacang ini mengandung hewan babi namun dikarenakan bentuk polong dari kacang Dieng tersebut seperti hewan babi.
Awal dari nama kacang babi juga bermula karena dulu ketika hutan Dieng masih rimbun banyak para petani mengalami paceklik dikarenakan sering sekali tanaman mereka diserang babi, kemudian warga berinisiatif menanam tanaman ini dan hasilnya babi ternyata tidak suka dengan tanaman kacang Dieng sehingga disebut dengan kacang babi.
Masih sedikit para petani di Dieng menjadikan tanaman kacang Ini sebagai tanaman pokok seperti kentang dengan menyiapkan lahan khusus untuk ditanami kacang Dieng karena beberapa pertimbangan yaitu harga pasar dan permintaan konsumen yang tidak setinggi kentang.
Sistem penanaman kacang babi di Dieng masih dengan sistem tumpang sari bersama tanaman sayur lainnya seperti wortel, kentang, kubis dan cabe Dieng sebagai tanaman pendamping.
Setelah masa panen tiba yaitu sekitar 3-4 bulan seumur dengan usia kentang, kacang Dieng siap di petik yang ditandai dengan daun kacang yang sudah mulai mengering.
Setelah dipanen dicabut langsung bersamaan dengan pohonnya dan di ambil bagian kacang dengan pembungkus kulitnya. Setelah itu dijemur di bawah terik sinar matahari hingga kering sehingga kacang akan mudah di kupas. Setelah dikupas dan dirasa sudah kering baru bisa diolah menjadi aneka camilan khas Dieng yang sering kita sebut dengan kacang Dieng.
Selain diproduksi menjadi aneka jajanan khas, kacang Dieng ini juga bisa dimasak menjadi sayur yaitu dengan cara di oseng atau dibikin sup. Kacang yang dimasak menjadi sayur tidak dikeringkan terlebih dahulu supaya masih empuk.
Jika sudah kering dan dikupas dari kulitnya, kacang Dieng ini diolah menjadi berbagai macam camilan diantaranya:
- Kacang dieng goreng original
- Kacang dieng goreng balado
- Kacang dieng goreng rasa jagung manis
- Rempeyek kacang dieng
Kentang Dieng

Kentang merupakan komoditas pertanian utama di Dieng. Tetapi, Dieng memiliki cara unik dalam menyajikan olahan umbi yang satu ini. Selain dijadikan kentang goreng, kentang Dieng juga bisa dinikmati dalam bentuk semur. Biasanya kentang yang diolah berukuran kecil dan dimakan dengan kulitnya. Semur kentang memiliki cita rasa manis.
Baca juga: Berapa harga kentang dari petani Dieng?
Kemar

Kemar atau disebut terong Belanja merupakan jenis tanaman yang tumbuh subur di kawasan Dataran Tinggi Dieng. Buah kemar biasanya diolah menjadi minuman sirup dan dodol. Buah ini rasanya masam, sehingga cocok dijadikan minuman atau jus buah karea rasanya yang segar.